Pada Februari 2015, kantor saya dibanjiri pesanan dari Jepang. Saya ingin menemukan 15 pesanan kontainer hanya dalam dua minggu. Saya sudah menghubungi semua pemasok, tetapi secara umum mereka hanya dapat melakukan setengah pesanan, sisanya akan mengangkat tangan mereka. Bahkan kemudian, setelah memaksa dan bertanya.
Setelah mencari FJB Kaskus emoticon-Lilis (S) di sana-sini, akhirnya saya berhasil menemukan penyedia baru yang bisa menangani pesanan yang tersisa. Padahal, harga kesepakatan jauh lebih murah. Emoticon-shy (S)
Tanpa merasa jam 8:00 pagi. Lingkungan kantornya tenang. Semua karyawan pulang sore ini. Hanya ada Pak Adi, Office Security. Segera dia membuka pintu ketika dia menemukan bahwa dia membongkar sepeda.
Tetapi saya tidak pernah berpikir bahwa hujan deras turun seperti banjir dari surga. Saya melihat barisan pohon besar di sisi lain jalan yang berliku, seolah-olah mereka akan runtuh karena angin kencang.
Sayangnya bagi saya, karena hari ini saya memutuskan untuk menggunakan sepeda motor. Di mana saya lupa bahwa saya tidak memiliki jas hujan? Tetapi dengan tanggung jawab yang tidak rasional, itu tidak cukup kuat untuk menahan rasa lapar. Pak Adi mencegah saya menjadi sembrono. Tapi itu tidak menenggelamkanku.
Segera saya juga menstimulasi sepeda saya dengan hujan lebat. Namun sayangnya helm itu gelap bagi saya. Ketika saya tutup, saya tidak bisa melihat jalan. Tapi ketika saya membukanya, hujan deras terasa sakit. Sial, sungguh simalakama.
Karena jalannya cukup sepi, saya mengendarai motor saya lebih cepat dengan tujuan untuk pulang lebih cepat. Namun tak disangka, jalan itu sedang dalam perjalanan dan ada lubang besar yang tertutup air hujan.
Beberapa detik kemudian, sepeda saya menabrak lubang dengan kecepatan tinggi.
Braakkkkk ... Tidak bisa dipungkiri, saya jatuh pada aspal. 250 cc sepeda motor yang mencapai hingga selusin meter.
Setelah itu, saya tidak sadarkan diri sampai saya mendengar suara seorang gadis yang mulai memperhatikan.
"Tapi bangun, saudara, jangan berbaring di tengah jalan! Bahaya, mari kita berhenti dulu, aku akan menyembuhkan lukamu."
Saya tertegun sejenak, dalam keheningan, mungkin masih terguncang oleh insiden itu. Bahkan wanita muda itu sepertinya mengerti. Dia menuangkan sendiri sebotol air mineral, sementara tangan kirinya, masih memegang payung, mencoba melindungiku dari hujan lebat.
"Minum lebih dulu untuk tenang."
Segera saya mengambil sebotol air mineral tanpa menjawab doa-doa.
Perlahan-lahan, saya membantunya bangkit. Meski kakiku gemetar, untungnya aku masih kuat, aku mengangkat sepedaku dan membimbingnya perlahan.
0 Response to "[HOT] Cerita panas dengan wanita berjilbab"
Posting Komentar